Senin, 07 September 2009

HUKUM KERJASAMA


Setiap harinya, entah dalam hal apa, kita merupakan bagian dari sebuah tim. Pertanyaannya bukanlah, Akankah kita berpartisipasi dalam sesuatu yang melibatkan orang lain? Melainkan, pertanyaannya adalah, Akankah keterlibatan kita dengan orang lain itu sukses? Semua orang tahu kerjasama adalah hal yang baik; malah, ini sangat perlu! Tetapi bagaimanakah sesungguhnya cara kerjanya? Apakah yang menjadikan sebuah tim hebat? Mengapakah ada tim yang langsung sampai di puncak, melihat visi mereka menjadi kenyataan, sementara yang lain tampaknya tidak kemana-mana?

Pertanyaan-pertanyaan ini tidak sederhana jawabannya. Kalau sederhana, dunia olahraga akan melahirkan lebih banyak juara, dan daftar perusahaan versi Fortune 500 takkan pernah berubah dari tahun ke tahun.

Salah satu tantangan dalam mempelajari tentang kerjasama adalah bahwa bahkan orang-orang yang telah membawa timnya ke tingkatan tertinggipun di bidangnya terkadang menemui kesulitan mengidentifikasikan apa yang membedakan sebuah tim yang hebat dengan sekumpulan individu yang tampaknya tidak dapat bekerjasama. Ada yang mengatakan bahwa kunci untuk meraih kemenangan adalah etos kerja yang kuat. Tetapi memangnya kita belum pernah kenal dengan individu-individu pekerja keras yang tak pernah bekerjasama untuk mencapai potensi mereka?. Bagaimanakah kita dapat merangkulnya dan belajar darinya untuk membangun tim kita sendiri.

  1. HUKUM NILAI KERJASAMA

“satu adalah jumlah yang terlalu sedikit untuk mencapai kebesaran”

Siapa sajakah pahlawan pribadi Anda?, Orang-orang yang manakah yang paling Anda kagumi?, Orang-orang yang manakah yang paling memotivasi Anda ?, Apakah Anda Mengagumi ;

* Para innovator bisnis, seperti Jeff Bezos, Fred Smith, Bill Gates?

* Para atlit hebat seperti Michael Jordan, Marion Jones, Mark McG?

* Para jenius kreatif, seperti Pablo Picaso atau Amadeus Mozart?

* Para tokoh kebudayaan popular, seperti Andy Warhol atau Elvis P?

* Para pemikir revolusioner, seperti Marie Curie, Thomas A Edison atau Albert Einstein?

Atau mungkin daftar Anda mencakup orang-orang dibidang yang tidak kita sebutkan. “Kepercayaan bahwa satu orang dapat melakukan sesuatu yang hebat hanyalah mitos”.

“Tak ada masalah yang tak dapat kita pecahkan bersama, dan sangat sedikit masalah yang dapat kita pecahkan sendirian”.

Mengapakah Kita Berdiri Sendirian?

  1. Ego ; tidak banyak orang yang mau mengakui bahwa mereka tak dapat melakukan segalanya, tetapi inilah kenyataan hidup.
  2. Ketidak-tentraman ; dalam setiap pekerjaan ada individu yang tidak mempromosikan kerjasama karena merasa terancam oleh orang lain.
  3. Kenaifan ; ada orang yang berkata “seandainya saya harus mengulang dari awal lagi, akan saya cari bantuan”. Komentar seperti itu secara tepat menggambarkan perasaan orang tipe ketiga yang gagal menjadi pembangun tim. Dengan naïf mereka meremehkan kesulitan mencapai hal-hal besar. Akibatnya, mereka berusaha melakukan sendirian.
  4. Temperamen ; Ada orang yang tidak terlalu supel dan pokoknya tidak pernah terpikirkan tentang membangun tim atau berpartisipasi dalam tim. Sementara mereka menghadapi tantangan-tantangan, tidak pernah terpikirkan oleh mereka untuk meminta bantuan orang lain dalam mencapai sesuatu. “Telah diketahui bahwa orang lebih berprestasi kalau bekerjasama dengan yang lain ketimbang bertentangan dengan orang lain”.

“Tak seorangpun lengkap tanpa tim . . Kita saling membutuhkan. Anda butuh seseorang dan seseorang membutuhkan Anda. Kita bukanlah pulau-pulau terisolasi. Untuk membuat kehidupan berhasil, kita harus saling membantu, memberi dan menerima, mengakui dan mengampuni. Dan mengulurkan tangan, merangkul, dan mengandalkan. . . Karena tak seorangpun dari kita ini utuh, mandiri, dapat mencukupkan diri sendiri, super handal, sangat hebat, janganlah kita pura-pura demikian. Kehidupan sudah cukup sepi tanpa perlu kita perparah lagi dengan sok jagoan sendirian.

Marilah kita saling bekerjasama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar